writing!!


Pengalaman ini aku alami baru-baru ini, di kala demam semesteran tengah melanda. Aku yang nisasa pulang dan berangkat sekolah sendirian.,mengulangi aktivitasku itu untuk kesekian kalinya.,

Di tengah perjalanan., aku melihat seorang gadis cilik bersama ibunya sedang duduk di teras rumah yang sangat mepet dengan jalan gang itu, yah.memang rumah di tempat aku berasrama ini kurang memenuhi stadarisasi.,yaaa.,bias di bilang ini adalah perkampungan kelas menengah bawah.,tidak seperti di lingkungan rumahku yang kebanyakan adalah pegawai negri.,di tempat aku bermukm sementara ini  banyak warga yang menjadi pengangguran.,toh.,jika ada itupun hanyasebagia pekerja di sebuah swalayan yang ada di daerah itu.,yang lain???entahlah.,
Keadaan itu yang memicuku.,-alasan terbesarku—untuk selalu beerjalan sendiri.,walaupun telah ada anjuran  agar pulang dan berangkat bersama teman,.naun aku menentangnya.,karena menrutuku dalam kesendirianku itulah banyak waktu yang dapat kujadikan sebagai perenungan.,
Hmmmm
Sekilas aku melihat gadis itu.,berambut irang terkena sinar matahari.,berkulit coklat.,dan.,.,yaaa..,.,dengan baju yang seadanya.,
Menelungkukan tubuhnya di teras, dengan ibunya yang tengah mencabuti kain—memang mayoritas  perkerjaan sambilan di daerah itu adalah menggunting dan mengolah kain (secara sederhana) yang selanjutnya akan diedarkan ke konveksi kecil terdekat--
Sayyup-sayup aku mendengar celotehannya—kira-kira umur 7tahun—
“mak.,kandamu nek wes nduwe dhuwit arep ning alfamart?”
Bu, katamu kalau sudah punya uang nanti ke alfamart?
Dengan boso ngoko yang seharusnya tidak diucapkan seorang anak kepada orangtuanya..
“kosek tho.,wong during nduwe dhuwit berarti yo drung ning alfamart!!”
Sebentar., kita saja belum punya uang.,,berarti belum ke alfamart!!
Dengan wajah sedikit cemas karena tak mampu mengucakan kata selain tak punya uang—

Sepanjang perjalanan itu aku berpikir., memag benar.,sebelumnya aku menyengaja untuk lewat gang yang tidak biasa aku lewati.,dan berharap ada salah satu kejadian yang membuatku terpesona.,hmm.,atau gimanaaa gitu,.,. dan ternyata benar.,Allah dengan kuasa-Nya.,memperkenankan aku untuk sedikit mengetahui cuplikan kehidupan yang tidak aku alami sekarang. Tertutup oleh kemampuan dan daya orang tuaku yang telah menyanggupiku untuk sekolah dan memenuhi apa yang aku inginkan. Bias dibilang aku adalah anak seorang yang berpunya. Aku tidak ernah merasakan kelaparan dan menangis karena orang tua tak punya uang. Dengan bekal yang selalu cukup untuk kubawa sekolah sejak kecil telah membiasakanku. Dengan buku-buku yang lengkap dan prestasi yang tidak mengecewakan bagi orangtuaku.,memuat mereka tidak segan-segan membelikan apa yang aku inginkan.,., hamper semuanya.,kecuali novel-novel fiksi yang banyak dimiliki temantemanku sekrang karena orang tuaku memang ingin agar aku focus pad apelajaran dan kelak akan menajdi apa ynag mereka dan aku cita-citakan.,.seorang.,.,dokter.
Yanh itu mungkin sekelumit hidupku yang mungkin juga banyak dialami oleh manusia-manusia berpunya lainnya.
Kupu-kupu sejenak melintas di depanku.,pertanda girang karena aku menulis lagi.,.—hahahaaaayyy—
Yah.,.,lannnnjuuuut
Sedikit cerita di atas mungkin dapat menginspirasi kita semua. Bahwa masih ada manusia jaman modern sekarang yang untuk ke sebuah swalayan kecil bernama ‘alfamart’ saja harus menyisikan uang sedikit demi sedikit.,untuk bias merasakan beta sejuknya AC di took merah itu.,untuk sekedar bias membandingkan harga yang took kelontongan jual dengan yang ada di swalayan kecil itu.,
Untuk sekedar menikmati pemandangan.,.,berderet makanan, alat tulis, keperluan rumah tangga.dan segalanya yang meraka berharap untuk miliki walau sedikit.
Sesuatu itu mengingatkan kita.,.,.
Ya.,banyak kehidupan di luar sana yang sangat jauh dari anganangan kita. Banyak pengorbanan yang harus merkea lalui untuk sekedar ‘bernafas’ dan yang kita tahu hanyalah ’cukup-cukup’  . serba berkecukupan.
Dan kau tahu?????
Rumah mereeka terbuat dari nafas-nafas kehidupan yang pernah mereka rangkai. Jatuh bangun pernah mereka alami walaupun untukbangun saja harus melewati aral yang keras.,dengan pergaulan yang ada.,dengan kebebasan melontarkan mankian.,membuat mereka terbiasa dengan kehidupan keras.,
Kehidupan di sini tak pernah aku temui di tempat manapun yang pernah aku kunjungi.,
Hmmm…sejenak berpikir.,.,
Semoga bias menginspirasi .,karena Allah adalah pemberi pencerahan terbaik.,.,

Jum’at 2 juni 2011
Di kala temanteman tengah menikmati film “dalam mihrab cinta” dan berteriak histeris karena ada adegan pernikahan.,hahaha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar