Sekarang, hanya ada aku dan daun pintu di sebelah kiriku.
Dia mematung. Atau memang sejak dulu mematung tanpa peduli siapa orang yang
melewatinya. Tentang waktu yang bergulir sangat lambat, tentang malam-malam
yang terasa semakin lenggang. Gelak tawa yang kudengar dari lorong-lorong
asrama tak kunjung memperbaiki suasana. Malam ini hanya ada aku dan nyala
laptop yang kubiarkan berkedip-kedip. Entah sampai kapan aku akan bertahan pada
kondisi yang stagnan ini.
Malam-malam ini memang tak berbeda dari malam satu hari
kemarin, dua bulan kemarin, atau ribuan hari kemarin. Malam selalu gelap; paling
diisi dengan titik bintang, terkadang bulan purnama atau sabit, pun dengan
awan-awan hitam yang terbentuk pada musim hujan. Kesimpulannya sama, malam itu
gelap.
Namun ada yang ingin kurajut untuk menghias malam yang gelap
ini, malam yang tak sebegitu spesial jika dibanding malam –malam yang
menakjubkan kemarin. Jelas bukan merajut malam dengan tidur terkantuk-kantuk
karena hal tidak penting, Aku ingin merajut doa; merajut asa; merajut harap
yang pernah tidak terselesaikan. Aku ingin menyempurnakannya.
Dan doa-doa ini kukirim pada-Mu.
Dan doa-doa ini semua tentangku, tentangmu.
30 Desember 2013.
Malam. Masihkah menyisakan
pagi untukku besok?